Monday, October 3, 2016

Untuk tiap-tiap nafas yang Tuhan berikan peluang padanya,
Untuk setiap muka dan suara yang masih boleh aku dengar,
Untuk tiap-tiap pertengkaran dan kasih sayang yang ada,
Dan untuk setiap pagi yang punya matahari terbit dan jatuhnya,
Terima kasih, Tuhan.

Untuk tiap-tiap orang yang datang dan pergi,
Datang untuk menampung kekurangan,
Pergi untuk mengurangkan luka dan kepedihan,
Nikmat-nikmat yang baru tersingkap,
Yang sudah lama Engkau sembunyikan,
Doa-doa yang seakan terangkat sekarang ini,
Bahagia-bahagia untuk orang yang sudah lama aku pinta;
Terima kasih, Tuhan.

Untuk jalan-jalan yang Engkau bukakan,
Perlahan atau cepat,
Sedikit atau banyak,
Terima kasih, Tuhan.

Dan akhirnya untuk keyakinan yang Engkau pasakkan,
Harus apa lagi aku berikan?
Harus apa lagi aku pintakan?
Aku sudah tidak punya apa-apa permintaan,
melainkan,
Kasihanilah orang-orang di sekelilingku,
Kasihilah orang-orang yang terdekat denganku,
Rahmatilah mereka,
Berilah mereka tenang dan bahagia.

Kerana jika mereka bahagia,
Yang terlebih bahagia itu pastinya aku.
Jika mereka berduka,
Yang terlebih berduka itu juga aku.

Dan aku percaya,
Jika itu yang aku pinta dari-Mu,
Pasti Engkau memberi yang sama untuk aku.

Cuma untuk sekali ini,
Aku hanya meminta satu--
Jangan ambil lagi abah aku untuk waktu terdekat.
Tolong.
Aku belum bersedia.
Panjangkanlah masa kami.
Panjangkanlah masa dia.
Sesungguhnya dari lubuk paling dalam,
Aku belum bersedia.

11.21 malam,
3 Oktober 2016

0 comments:

Post a Comment